Depok, 23 April 2024 – Tim peneliti dari Universitas Indonesia (UI) yang diketuai oleh Yuni Reti Intarti, M.Si., berhasil menyelesaikan kajian pasar dan studi kelayakan pemanfaatan syngas (synthetic gas) hasil gasifikasi biomassa dari sampah kota. Energi alternatif ini dikembangkan sebagai solusi pengganti gas LPG (liquefied petroleum gas) yang lebih hemat biaya dan ramah lingkungan, khususnya untuk kalangan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta rumah tangga.
Inovasi ini merupakan bagian dari Program Pendanaan Inovasi Universitas Indonesia 2024, khususnya melalui skema P1 (Riset Kebutuhan/Kelayakan Pasar) yang bertujuan mengidentifikasi potensi penerapan energi terbarukan dari sampah organik seperti daun dan ranting pohon yang berasal dari kawasan perkotaan.
“Gasifikasi biomassa dari sampah kota bukan hanya membantu mengatasi masalah sampah, tapi juga menawarkan solusi energi bersih dan hemat biaya bagi pelaku UMKM dan rumah tangga,” ujar Yuni, dosen dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UI sekaligus ketua tim riset.
Melalui survei terhadap 100 responden yang terdiri dari pelaku UMKM dan rumah tangga di wilayah Jabodetabek, Karawang, Garut, Mahakam Ulu, dan Depok, diperoleh temuan bahwa 60% responden menyatakan minat untuk beralih menggunakan kompor berbasis gasifikasi. Daya tarik utamanya adalah efisiensi biaya operasional. Studi mencatat potensi penghematan sebesar 30–50% dibandingkan dengan penggunaan LPG konvensional.
Lebih dari sekadar efisiensi, riset ini juga menunjukkan keunggulan finansial yang signifikan. Berdasarkan perhitungan ekonomi, teknologi ini memiliki masa pengembalian modal (payback period) kurang dari satu tahun, dengan potensi laba bersih mencapai hampir Rp27 juta per tahun untuk setiap unit perangkat gasifikasi yang digunakan secara aktif.
“Selain aspek finansial, syngas dari sampah kota mampu mengurangi emisi karbon dan mendukung target bauran energi terbarukan nasional sebesar 23% pada tahun 2025,” tambah Prof. Dr. Adi Surjosatyo, anggota tim peneliti.
Sebagai hasil dari riset ini, tim juga berhasil memperoleh tiga sertifikat Hak Kekayaan Intelektual (HKI), menandai kontribusi nyata UI dalam bidang inovasi energi terbarukan berbasis teknologi tepat guna.
Proyek ini sekaligus memperkuat peran Direktorat Inovasi dan Science Techno Park (DIRBT) UI sebagai motor penggerak dalam ekosistem inovasi kampus. Melalui program-program pendanaan strategis, UI mendorong para peneliti dan sivitas akademika untuk menghasilkan solusi yang tidak hanya unggul secara akademis, tetapi juga memiliki dampak langsung terhadap tantangan lingkungan dan sosial masyarakat.
Dengan potensi yang kuat baik dari sisi teknis, ekonomi, maupun lingkungan, teknologi syngas hasil gasifikasi biomassa ini diharapkan menjadi bagian dari transformasi energi nasional, sekaligus memperkuat upaya pengurangan subsidi LPG yang saat ini mencapai lebih dari Rp100 triliun per tahun.
Penulis: Rio