Bangkok, 21 November 2025 — Universitas Indonesia (UI) turut hadir sebagai delegasi resmi dalam WIPO–Thailand Innovation Policy Forum 2025, sebuah forum strategis yang diselenggarakan oleh World Intellectual Property Organization (WIPO) pada 20–21 November 2025 di Centara Grand Hotel, Bangkok. Forum ini merupakan pertemuan tingkat tinggi yang mempertemukan pembuat kebijakan, pimpinan universitas, pengelola kantor transfer teknologi, praktisi riset, dan pelaku industri dari seluruh ASEAN untuk membahas arah kebijakan inovasi serta penguatan infrastruktur transfer teknologi di kawasan.
UI mengirimkan tiga perwakilan, yaitu Apt. Indah Handayani, S.Farm., Kepala Subdirektorat Kekayaan Intelektual dan Promosi; Made Dwi Arika Dewi, A.Md., CCMS, CDMP., Staf Kemitraan dan Lisensi Teknologi; serta Rizdki Agrialditia, S.E., M.M., Staf Analis Bisnis. Kehadiran delegasi ini mencerminkan komitmen UI dalam memperkuat jejaring internasional serta mendorong adopsi praktik terbaik dalam tata kelola inovasi dan transfer teknologi.
Kegiatan dibuka dengan sesi sambutan resmi dari WIPO dan institusi mitra, dilanjutkan dengan penandatanganan Memorandum of Understanding antara WIPO dan Association of IP and Technology Transfer Professionals (ATTP). Agenda ini menandai langkah penting dalam upaya meningkatkan kompetensi profesional transfer teknologi di kawasan. Forum kemudian menghadirkan sesi utama yang menyoroti tantangan dan peluang transfer teknologi bagi kemaslahatan publik, serta pentingnya membangun ekosistem riset yang responsif terhadap kebutuhan masyarakat dan industri.
Selama forum, WIPO memaparkan perkembangan program-program strategis untuk ASEAN, termasuk Institutional Capability Framework (ICF) dan Lab-to-Market (L2M). Kedua program tersebut diarahkan untuk memperkuat tata kelola kekayaan intelektual di perguruan tinggi, meningkatkan kesiapan institusi dalam mengelola aset pengetahuan, serta mendorong riset agar lebih siap memasuki tahap komersialisasi. Bagi UI, pemaparan ini menjadi relevan dengan agenda internal universitas dalam membangun sistem inovasi yang lebih kuat, terukur, dan berdampak.
Forum juga membahas isu-isu strategis terkait pengembangan Kantor Transfer Teknologi (K/TTO), mulai dari struktur organisasi, pembiayaan, kompetensi sumber daya manusia, hingga peran TTO dalam memperkuat daya saing inovasi nasional. Diskusi panel mengenai pembangunan portofolio kekayaan intelektual yang berkualitas, strategi pemasaran berbasis KI, manajemen risiko, serta kolaborasi internasional memberikan gambaran komprehensif mengenai bagaimana universitas dapat memperluas dampak risetnya melalui pendekatan yang lebih profesional dan berorientasi pasar.
Selain sesi pleno, forum menghadirkan sejumlah panel paralel yang mengeksplorasi praktik-praktik implementatif seperti valuasi KI, branding teknologi, strategi menarik mitra industri, serta role play kolaborasi industri–universitas. Delegasi UI aktif mengikuti sesi-sesi ini untuk memperoleh pembelajaran langsung mengenai strategi penguatan layanan inovasi yang dapat diadopsi di lingkungan UI.
Forum ditutup dengan komitmen bersama untuk memperkuat kolaborasi antarnegara ASEAN dalam pengembangan ekosistem inovasi yang inklusif, adaptif, dan berkelanjutan. Partisipasi UI dalam forum ini mempertegas posisi UI sebagai institusi yang berperan aktif dalam upaya regional untuk mengakselerasi hilirisasi riset serta memperluas dampak inovasi bagi masyarakat luas.



