Nagoya, Jepang, 24 November 2025 — Universitas Indonesia (UI) kembali menunjukkan kiprah globalnya melalui partisipasi Prasandhya Astagiri Yusuf, S.Si., M.T., Ph.D. Kasubdit Riset Berdampak Tinggi sekaligus Head of Medical Technology Cluster & Head of Health Big Data Center di IMERI FKUI berpartisipasi dalam Fujita University Summit 2025 yang diselenggarakan di Nagoya Marriott Associa Hotel, Jepang.
Kegiatan bertema “Talent Development Ecosystem: Educational Innovation through Global Collaboration” ini diselenggarakan oleh Fujita Health University, dan mempertemukan para pemimpin universitas, akademisi, serta peneliti dari berbagai institusi ternama dunia seperti The Hong Kong University of Science and Technology, Tsinghua University, Universiti Malaya, Chulalongkorn University, dan National Taiwan University.
Acara dibuka dengan sambutan dari Kiyotaka Hoshinaga, Chairman of the Board of Directors Fujita Academy, serta Yukio Yuzawa, Vice Chairman Fujita Academy, yang menekankan pentingnya kolaborasi global dalam membentuk ekosistem pengembangan talenta masa depan.
Pada sesi pertama bertema “Fostering Talent through Interdisciplinary Integration: Collaboration across Engineering, Science, Pharmacy, and Information Science,” Dr. Prasandhya Astagiri Yusuf menjadi salah satu narasumber utama dengan topik “Interdisciplinary Education for Medical Technology Innovation.”
Dalam paparannya, ia menekankan pentingnya mahasiswa kedokteran sedini mungkin diperkenalkan dengan kolaborasi multidisiplin untuk inovasi teknologi kedokteran seperti alat kesehatan, big data dan AI, serta digital health. Dengan pendekatan design thinking diharapkan calon dokter masa depan dapat menjadi inovator yang berkontribusi menyelesaikan kebutuhan nyata di masyarakat. Dalam beberapa modul elektif seperti Artificial Organ Physiological Engineering, Medical Techno Sociopreneurship, dan Artificial Intelligence Digital Health, FKUI telah menerapkan team-teaching interdisiplin melibatkan pengajar dari fakultas MIPA, teknik, ilmu komputer, bisnis, hingga praktisi industri. Upaya ini dilakukan untuk menginspirasi berbagai kolaborasi pengembangan produk inovasi yang berdampak.
“Berbagai ide cemerlang yang tumbuh dari kelas selanjutnya didorong untuk mengikuti berbagai lomba inovasi serta difasilitasi dengan berbagai pendanaan riset bersama industri maupun membangun startup untuk pengembangan produk hingga hilirisasi” tegas Dr. Prasandhya.
Selain dari UI, sesi ini juga menghadirkan pembicara internasional, di antaranya Tim K.-T. Cheng (Vice President for Research and Development, HKUST) dengan topik “Cultivating a Robust Culture for Innovation,” serta Linqi Zhang (Director, Comprehensive AIDS Research Center, Tsinghua University) dengan topik “Talent Development with Global Health Focus.”
Acara dilanjutkan dengan sesi bertema “Integrating Clinical Insight with Interdisciplinary Innovation,” yang diisi oleh Jiruth Sriratanaban (Dean, Faculty of Medicine, Chulalongkorn University) dan Noor Azuan Abu Osman (Vice-Chancellor, Universiti Malaya).
Memasuki sesi kedua, tema bergeser menjadi “Bridging Clinical Practice and Research: The Future of Drug Discovery Education in Medical Universities.” Beberapa pembicara turut hadir, seperti Songmin Ying (Executive Dean, School of Medicine, Zhejiang University) dan Dinh Tung Le (Vice Rector, Hanoi Medical University), yang menyoroti tantangan serta peluang dalam pengembangan riset interdisiplin di bidang kedokteran.
Menjelang penutupan, Hideaki Ohmura, Gubernur Prefektur Aichi, menyampaikan ucapan penghargaan kepada seluruh delegasi, dilanjutkan dengan sesi foto bersama dan penutupan oleh Ryoichi Shiroki, Director of Fujita Health University Hospital.
Kehadiran Universitas Indonesia dalam forum internasional ini menjadi bukti nyata komitmen UI untuk terus memperkuat jejaring riset global serta mendorong inovasi pendidikan berbasis kolaborasi lintas disiplin, guna membangun masa depan kesehatan yang berdaya saing internasional dan berdampak luas bagi masyarakat.



