Teknologi Laut Karya Anak Bangsa FTUI Ciptakan Wadah Elektronik Tahan Tekanan untuk Kendaraan Bawah Air

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan lebih dari 17.000 pulau dan garis pantai sepanjang lebih dari 80.000 kilometer. Kekayaan laut Indonesia tidak hanya mencakup sumber daya hayati seperti ikan dan terumbu karang, tetapi juga potensi mineral dasar laut, energi baru, serta data lingkungan yang sangat penting untuk penelitian ilmiah dan industri kelautan. Namun, potensi besar ini belum sepenuhnya dimanfaatkan karena keterbatasan teknologi eksplorasi bawah laut yang dimiliki dalam negeri.

Salah satu perangkat penting dalam kegiatan eksplorasi dan pemantauan bawah laut adalah Remotely Operated Vehicle (ROV), yaitu kendaraan bawah air yang dikendalikan dari jarak jauh. ROV digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari survei dasar laut, perawatan struktur lepas pantai, hingga penelitian ekosistem laut dalam. Sayangnya, sebagian besar ROV yang digunakan di Indonesia masih bergantung pada produk impor dengan harga tinggi dan komponen yang sulit diperoleh secara lokal. Selain itu, lingkungan operasi bawah air memiliki tantangan tersendiri — tekanan tinggi, suhu rendah, dan risiko kebocoran air laut — yang menuntut desain sistem kelistrikan dan elektronik yang aman dan andal.

Salah satu tantangan teknis terbesar dalam pengembangan ROV adalah melindungi komponen elektronik dari paparan air laut dan tekanan tinggi. Komponen seperti papan sirkuit, sensor, dan unit komunikasi harus disimpan dalam wadah yang benar-benar kedap air (waterproof enclosure). Wadah logam seperti aluminium dan baja tahan karat selama ini menjadi pilihan umum, namun harganya mahal, berat, dan sulit diproduksi secara massal. Sementara bahan polimer komposit menawarkan kekuatan tinggi, tetapi masih memerlukan teknologi manufaktur yang kompleks dan bahan impor dengan biaya tinggi.

Melihat kondisi tersebut, tim peneliti dari Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) yang dipimpin oleh Dr. Eng. Muhammad Arif Budiyanto, S.T., M.T. berupaya mencari solusi alternatif yang lebih ekonomis, praktis, dan berbasis material lokal. Upaya tersebut menghasilkan sebuah inovasi baru berupa wadah elektronik berbahan akrilik kedap air yang dirancang untuk melindungi sistem elektronik pada ROV skala kecil hingga menengah. Material akrilik dipilih karena ringan, transparan, tahan korosi, dan mudah dibentuk. Dengan desain yang presisi dan sistem penyegelan yang kuat, inovasi ini mampu menahan tekanan air hingga kedalaman 10 meter tanpa kebocoran.

Inovasi ini dirancang berbentuk kubus sederhana yang terdiri atas dinding depan, belakang, samping, alas, dan penutup bagian atas yang dipasangkan menggunakan sistem sekrup dan seal karet butyl. Setiap sambungan antarlembar akrilik disatukan menggunakan metode Acrylic Weld, teknik penyambungan berbasis pelarut yang menghasilkan sambungan kuat sekaligus kedap air. Untuk memastikan keamanan di area kabel, wadah ini dilengkapi fitting logam dengan pelapis epoxy dan resin yang mampu mencegah kebocoran meskipun terkena tekanan atau tarikan kabel dari luar.

Gambar: Tempat Penyimpanan Komponen Elektronik Pada Kendaraan Bawah Air

Keunggulan lainnya adalah kemudahan inspeksi visual, karena sifat transparan akrilik memungkinkan teknisi memeriksa kondisi komponen elektronik tanpa membuka penutup wadah. Hal ini sangat membantu dalam proses perawatan cepat di lapangan. Selain itu, bahan akrilik yang ringan membuat bobot keseluruhan ROV menjadi lebih efisien tanpa mengorbankan kekuatan struktural. Uji coba lapangan yang dilakukan hingga kedalaman 10 meter menunjukkan hasil yang sangat baik: tidak terjadi kebocoran maupun deformasi pada struktur wadah.

Dari sisi ekonomi, penggunaan bahan akrilik lokal dan proses produksi yang sederhana menjadikan inovasi ini lebih hemat biaya dibandingkan sistem enclosure berbahan logam atau komposit impor. Hal ini membuka peluang besar untuk produksi massal dan kemandirian teknologi dalam negeri di bidang kendaraan bawah air.

Menurut Chairul Hudaya, Ph.D., Direktur Inovasi dan Riset Berdampak Tinggi Universitas Indonesia (DIRBT UI), inovasi ini menjadi contoh nyata bagaimana riset kampus mampu memberikan solusi langsung terhadap tantangan teknologi nasional. “Inovasi wadah elektronik kedap air ini adalah bukti bahwa hasil penelitian di perguruan tinggi dapat diterjemahkan menjadi produk yang aplikatif dan berdampak. Dengan desain sederhana, efisien, dan menggunakan bahan lokal, teknologi ini bisa menjadi bagian penting dari penguatan teknologi eksplorasi laut Indonesia,” ujar Dr. Chairul. “Kami di UI berkomitmen untuk terus mendorong agar inovasi-inovasi seperti ini tidak hanya berhenti di laboratorium, tetapi benar-benar diterapkan di lapangan dan memberi manfaat nyata bagi masyarakat serta industri,” tambahnya.

Sementara itu, Dr. Eng. Muhammad Arif Budiyanto, S.T., M.T., selaku peneliti pengembang inovasi ini, berharap agar Inovasi ini Bisa digunakan dan dimanfaatkan oleh industry survey bawah laut. “Kami berharap inovasi ini dapat digunakan dan dimanfaatkan oleh industri survei bawah laut, sehingga mampu meningkatkan efisiensi dan akurasi kegiatan pemetaan maupun eksplorasi di sektor kelautan,” ujarnya.

Pengembangan wadah elektronik berbahan akrilik kedap air ini menjadi langkah strategis dalam memperkuat kemandirian teknologi kelautan nasional. Selain mendukung kegiatan riset dan industri maritim, inovasi ini juga membuka peluang kolaborasi antara akademisi, pemerintah, dan sektor industri untuk mempercepat hilirisasi teknologi bawah laut di Indonesia. Dengan rancangan yang efisien, terjangkau, dan mudah direplikasi, invensi ini diharapkan dapat menjadi bagian penting dari ekosistem inovasi yang mendorong Indonesia menuju kedaulatan teknologi di sektor kelautan dan eksplorasi bawah air.