Universitas Indonesia (UI) kembali menunjukkan komitmennya dalam menghasilkan inovasi yang berdampak langsung bagi masyarakat luas. Melalui riset kolaboratif lintas disiplin, tim peneliti dari Fakultas Teknik UI berhasil menciptakan sebuah terobosan teknologi di bidang energi terbarukan yang kini telah resmi mendapatkan pengakuan hukum melalui paten granted . Inovasi tersebut adalah Piranti Penyimpanan Energi Portabel (TaLis – Tabung Listrik), sebuah perangkat praktis yang dirancang untuk menjawab permasalahan akses listrik di daerah terpencil yang hingga kini masih menjadi tantangan besar di Indonesia.
Ketersediaan listrik memiliki peranan yang sangat vital dalam mendukung perkembangan ekonomi dan peningkatan kualitas hidup masyarakat. Data Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) 2008–2027 mencatat bahwa kebutuhan kapasitas pembangkit listrik pada tahun 2027 diperkirakan mencapai 149 GW, sementara kapasitas pembangkit Indonesia saat ini masih di bawah 80 GW. Meski rasio elektrifikasi Indonesia telah mencapai angka tinggi, yakni 98,81 persen, kenyataannya masih banyak wilayah terutama di daerah pedesaan, kepulauan, maupun pegunungan yang belum menikmati listrik secara penuh dan berkelanjutan. Di sinilah lahir kebutuhan akan solusi energi portabel yang fleksibel, mudah digunakan, dan dapat memanfaatkan potensi energi terbarukan setempat.
TaLis hadir sebagai jawaban atas kebutuhan tersebut. Perangkat ini berbasis baterai Lithium Ion yang disusun secara seri dan paralel untuk menghasilkan kapasitas listrik tertentu. Baterai tersebut dilengkapi dengan Battery Management System (BMS), inverter, serta konverter DC-DC, sehingga mampu menghasilkan listrik dalam dua bentuk sekaligus: arus bolak-balik (AC) hingga 220 volt serta arus searah (DC) dengan keluaran 5V, 12V, 19V, dan 48V. Keunggulan utama dari TaLis adalah sifatnya yang compact, portabel, dan plug-and-play, memungkinkan siapa saja untuk mengoperasikannya tanpa memerlukan keterampilan teknis khusus.
Gambar 1: Prototipe TaLis
Selain dapat diisi ulang menggunakan jaringan listrik konvensional, TaLis juga mendukung pengisian daya dengan memanfaatkan energi terbarukan seperti panel surya, tenaga angin, maupun mikrohidro. Dengan demikian, perangkat ini tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga menawarkan keberlanjutan dalam jangka panjang, khususnya untuk masyarakat di wilayah tanpa akses listrik. Dari segi daya, TaLis mampu memberikan pasokan energi yang cukup untuk mengoperasikan berbagai peralatan elektronik dasar yang mendukung aktivitas rumah tangga, pendidikan, maupun kegiatan ekonomi masyarakat desa.
Gambar 2: Tabung Listrik
Bagi masyarakat di pelosok, kehadiran listrik dari perangkat seperti TaLis dapat memberikan dampak yang luar biasa. Anak-anak dapat belajar di malam hari tanpa harus bergantung pada lampu minyak, pelaku usaha kecil dapat mengoperasikan peralatan yang membutuhkan listrik, dan layanan kesehatan dasar pun dapat terbantu dengan adanya pasokan energi yang stabil. Sejalan dengan hal itu, Hadi Rudiya, S.Pd., salah satu anggota tim peneliti, menyampaikan harapannya agar TaLis mampu menjadi solusi nyata yang bermanfaat luas. “Kami berharap TaLis bisa menjadi jembatan bagi masyarakat di daerah terpencil untuk menikmati akses energi listrik yang andal. Dengan adanya listrik, roda ekonomi lokal dapat bergerak, anak-anak bisa belajar dengan lebih baik, dan kualitas hidup masyarakat pun meningkat,” ujarnya penuh optimisme.
Inovasi ini juga menjadi bukti nyata kontribusi Universitas Indonesia dalam mendukung agenda transisi energi nasional yang lebih berkelanjutan. Hal tersebut ditegaskan oleh Chairul Hudaya, Ph.D., Direktur Inovasi dan Riset Berdampak Tinggi UI sekaligus inventor utama dari TaLis. Dalam wawancara, ia menyampaikan, “TaLis hadir bukan hanya sebagai teknologi, tetapi sebagai wujud komitmen UI dalam menghadirkan solusi berdampak tinggi bagi bangsa. Inovasi ini membuktikan bahwa energi berkelanjutan dapat dihadirkan secara sederhana, terjangkau, dan inklusif, terutama untuk mereka yang selama ini belum terjangkau listrik.”
Dengan keberhasilan memperoleh paten, langkah selanjutnya yang diharapkan adalah memperluas produksi TaLis agar dapat digunakan secara massal. Kolaborasi dengan pemerintah, swasta, dan komunitas lokal akan menjadi kunci agar teknologi ini tidak berhenti di ruang laboratorium, tetapi benar-benar hadir di tengah masyarakat. Apabila produksi dan distribusinya dapat diperluas, TaLis berpotensi menjadi salah satu pilar penting dalam mendukung pemerataan akses energi di Indonesia, sekaligus mempercepat pencapaian target pembangunan berkelanjutan (SDGs), khususnya pada aspek energi bersih dan terjangkau.
Pada akhirnya, TaLis merupakan simbol inovasi yang menghubungkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kepedulian sosial. Melalui karya ini, Universitas Indonesia tidak hanya menunjukkan kapasitas akademiknya dalam menghasilkan riset unggulan, tetapi juga mempertegas perannya sebagai agen perubahan yang berpihak pada kepentingan masyarakat. TaLis membuktikan bahwa teknologi dapat diciptakan dengan visi kemanusiaan: menghadirkan cahaya harapan di tempat-tempat yang selama ini masih hidup dalam kegelapan.
Penulis: M. Iqram