Dalam beberapa tahun terakhir, kopi telah menjelma menjadi bagian penting dari gaya hidup masyarakat Indonesia, terutama di kalangan mahasiswa dan pekerja muda. Selain sebagai penunjang produktivitas, kopi juga menjadi medium sosial dan identitas pribadi. Namun, seiring dengan meningkatnya konsumsi kopi, tantangan baru pun muncul, terutama dalam hal akses cepat terhadap kopi berkualitas dengan harga terjangkau dan rasa yang sesuai selera pribadi.
Kedai kopi konvensional model Grab & Go maupun mesin vending kopi memiliki keterbatasan. Grab & Go sering kali memerlukan waktu tunggu yang cukup lama, bahkan bisa mencapai 10–15 menit saat antrean padat, dan harganya relatif tinggi, antara Rp18.000 hingga Rp40.000 per gelas. Di sisi lain, mesin vending otomatis memang cepat, tetapi umumnya hanya menyediakan varian rasa standar tanpa opsi penyesuaian rasa. Minimnya ruang personalisasi dan kendali konsumen atas kopi yang mereka nikmati menjadi celah besar yang belum banyak disentuh oleh inovator.
Menjawab tantangan tersebut, Seramu Coffee menghadirkan solusi inovatif berbasis teknologi melalui konsep “Personalized Self-Service Coffee Stall“. Konsep ini memungkinkan pelanggan untuk menyeduh kopi sendiri sesuai selera mereka melalui mesin pintar otomatis. Dengan memberikan kendali penuh kepada konsumen atas rasa, suhu, dan takaran kopi, Seramu berupaya menciptakan pengalaman minum kopi yang lebih personal, cepat, dan efisien.
Seramu Coffee menggunakan teknologi Internet of Things (IoT) pada mesin kopi otomatis yang dirancang dengan tampilan layar sentuh interaktif. Konsumen dapat dengan mudah memilih kadar gula, jumlah es, serta ke depan juga topping dan varian rasa lainnya. Mesin ini didesain secara intuitif agar mudah digunakan oleh siapa saja, bahkan mereka yang belum pernah meracik kopi.
Gambar 1: Mesin Kedai Kopi Mandiri Seramu Coffee
Seramu Coffee berhasil mendapatkan pendanaan awal dari program UI Incubate pada November 2024, serta dukungan dari tiga investor swasta. Dana tersebut digunakan untuk membangun 10 gerai mandiri pertama di lingkungan Universitas Indonesia sepanjang tahun 2025, dalam fase awal pengembangan (Upstream Phase). Mesin yang digunakan dalam fase ini sudah dilengkapi opsi personalisasi es dan gula. Pada 2026, Seramu akan memasuki fase End-to-End Solution, yaitu ekspansi ke 30 gerai tambahan di kampus-kampus utama wilayah Jabodetabek, serta peningkatan kemampuan mesin untuk memfasilitasi topping dan varian rasa unik yang dapat disesuaikan.
Gambar 2: Stan Kopi Layanan Mandiri
Dengan menggabungkan teknologi, efisiensi, dan personalisasi, Seramu Coffee membuka jalan baru dalam dunia kopi di Indonesia. Solusi ini tidak hanya mempermudah akses terhadap kopi berkualitas, tetapi juga memberikan pengalaman unik yang sepenuhnya dikendalikan oleh konsumen. “Kami ingin mendemokratisasi pengalaman minum kopi—memberikan kontrol penuh kepada konsumen untuk menciptakan kopi versi mereka sendiri,” ujar M. Akif Tholibul Huda, CEO Seramu Coffee.
Menurut Direktur Direktorat Inovasi dan Riset Berdampak Tinggi (DIRBT) Universitas Indonesia, Chairul Hudaya,Ph.D. Seramu Coffee merupakan contoh konkret bagaimana inovasi yang berbasis teknologi dan kebutuhan sosial dapat tumbuh dari lingkungan kampus dan berkembang menjadi solusi nyata. “Seramu Coffee adalah cerminan semangat wirausaha inovatif mahasiswa UI yang mampu menjawab tantangan keseharian dengan pendekatan berbasis teknologi. Konsep kedai kopi mandiri berbasis IoT ini bukan hanya efisien, tetapi juga inklusif dan berorientasi pada pengalaman pengguna. Inilah bentuk nyata dari riset berdampak tinggi yang kami dorong,” ujar Bapak Chairul.
Ia menambahkan bahwa DIRBT berkomitmen untuk terus mendampingi startup-startup seperti Seramu Coffee dalam perjalanan inovasinya salah satunya adalah melalui fasilitasi inkubasi.
Penulis: M. Iqram
Editor: Salim