Miniatur Pekarangan Inovasi Edukatif untuk Memahami Peran Ruang Hijau

Kesadaran terhadap pentingnya ruang hijau semakin mendesak di tengah pesatnya pembangunan kota dan berkurangnya lahan terbuka. Ruang hijau tidak hanya memperindah lingkungan, tetapi juga berperan dalam menjaga keseimbangan ekosistem, menyerap air, serta mendukung keberlanjutan lingkungan hidup. Namun, di tingkat pendidikan dasar dan menengah, pemahaman siswa mengenai peran ruang hijau masih terbatas pada teori. Oleh karena itu, dibutuhkan perangkat pembelajaran yang dapat menghadirkan pengalaman nyata bagi siswa untuk memahami pentingnya ruang hijau dalam kehidupan sehari-hari.

Inovasi Miniatur Pekarangan dikembangkan untuk menjawab kebutuhan tersebut. Perangkat ini bertujuan memberikan sarana edukatif yang memungkinkan siswa melakukan eksperimen sederhana mengenai penyerapan air oleh berbagai jenis tanah, sekaligus mempraktikkan penanaman tanaman dalam skala kecil. Dengan demikian, siswa dapat mengaitkan teori yang mereka pelajari di kelas dengan realitas yang mereka amati langsung.

Gambar 1: Perangkat eksperimen berupa miniatur pekarangan yang terdiri dari susunan kotak transparan kecil dan susunan kotak transparan besar dalam isometri.

Miniatur pekarangan ini dirancang dalam bentuk kotak transparan yang dapat dibongkar pasang. Terdapat dua jenis kotak: kotak kecil untuk mempelajari penyerapan air dan kotak besar untuk praktik menanam tanaman. Kotak bagian atas berfungsi sebagai wadah media tanah atau tanaman, sedangkan kotak bagian bawah menampung air yang tidak terserap. Sistem sambungan celah dan lidah memungkinkan kotak mudah dirakit dan dilepas, sehingga fleksibel untuk berbagai jenis eksperimen. Pada kotak besar, tersedia sekat yang bisa membagi ruang menjadi dua atau tiga bagian sehingga memungkinkan percobaan dengan beberapa jenis media tanam atau tanaman secara bersamaan.


Gambar 3: Susunan komponen-komponen dari kotak transparan besar dalam isometri.

Dibandingkan perangkat eksperimen sebelumnya yang hanya berfokus pada satu aspek, miniatur pekarangan menawarkan fleksibilitas dan multifungsi. Siswa tidak hanya belajar tentang daya serap tanah, tetapi juga dapat menanam bibit, mengamati pertumbuhan tanaman, dan memahami perbedaan antar media tanam. Seperti dijelaskan oleh Prof. Yandi Andri Yatmo, S.T., Dip.Arch., M.Arch., Ph.D., selaku penemu, “Invensi ini merupakan upaya mengatasi keterbatasan perangkat yang tersedia melalui perangkat eksperimen berupa kotak miniatur pekarangan yang digunakan untuk dua kegiatan eksperimen, yaitu untuk mempelajari tentang penyerapan air oleh tanah serta untuk kegiatan praktik menanam tanaman.”

Sementara itu, Chairul Hudaya, Ph.D., Direktur Direktorat Inovasi dan Riset Berdampak Tinggi (DIRBT) UI, menekankan bahwa inovasi ini merupakan wujud nyata hilirisasi riset yang bermanfaat langsung bagi pendidikan. “Inovasi yang dekat dengan dunia anak-anak akan lebih mudah diterima. Miniatur pekarangan ini contoh nyata bagaimana riset dan kreativitas bisa diterjemahkan menjadi produk edukasi yang memberi dampak langsung, tidak hanya bagi pembelajaran di sekolah, tetapi juga untuk menanamkan kesadaran lingkungan sejak dini,” ujarnya.

Inovasi ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran sains dan lingkungan di sekolah dasar maupun menengah. Siswa tidak hanya diajarkan teori, tetapi juga diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen, mengamati fenomena, dan menarik kesimpulan. Dengan cara ini, mereka dapat lebih memahami hubungan antara ruang hijau, penyerapan air, dan keberlanjutan lingkungan. Lebih jauh, pemahaman ini juga membentuk kesadaran sejak dini bahwa menjaga ruang hijau adalah langkah konkret untuk mengurangi risiko banjir, menjaga kualitas air tanah, dan mendukung keberlanjutan kota.

Ke depan, perangkat ini diharapkan dapat diproduksi secara masif dan digunakan secara luas di sekolah-sekolah. Dengan biaya produksi yang relatif terjangkau dan desain yang praktis, miniatur pekarangan berpotensi menjadi alat standar dalam pembelajaran sains dan pendidikan lingkungan.

Penulis: M. Iqram