Kesadaran masyarakat terhadap gaya hidup sehat mendorong lahirnya berbagai inovasi di bidang pangan fungsional, salah satunya melalui pengembangan produk minuman herbal berbasis bahan alami. Dalam konteks ini, hadir Kopi Kesehatan Lacryma, inovasi minuman kesehatan yang terbuat dari biji hanjeli (Coix lacryma-jobi) — tanaman sereal tradisional Indonesia yang memiliki potensi besar sebagai sumber nutrisi dan bahan aktif alami penunjang imunitas.
Tanaman hanjeli telah lama dikenal di berbagai daerah, terutama di Jawa dan Sumatera, sebagai tanaman pangan dan bahan pengobatan tradisional. Biji hanjeli memiliki kandungan gizi yang kaya, antara lain karbohidrat kompleks, protein, serat, mineral, dan vitamin B kompleks. Selain itu, penelitian ilmiah juga menunjukkan bahwa hanjeli mengandung senyawa fitokimia seperti flavonoid dan fenol yang berperan penting sebagai antioksidan, antiinflamasi, antibakteri, serta antitumor. Kandungan tersebut menjadikan hanjeli tidak hanya bergizi, tetapi juga bermanfaat untuk menjaga kesehatan tubuh dan melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas.
Melihat potensi tersebut, tim peneliti yang dipimpin oleh Prof. Dr. apt. Berna Elya, M.Si. dari Fakultas Farmasi Universitas Indonesia (UI) mengembangkan Kopi Kesehatan Lacryma sebagai minuman herbal modern yang memadukan kearifan lokal dengan pendekatan ilmiah. Inovasi ini menghadirkan cita rasa khas yang menyerupai kopi pada umumnya, namun tanpa kandungan nikotin atau kafein berlebih, sehingga aman dikonsumsi oleh masyarakat yang memiliki sensitivitas terhadap kopi konvensional. Proses pengembangannya dilakukan melalui tahapan terstandarisasi untuk memastikan kebersihan, keamanan, dan mutu produk tetap terjaga, mulai dari pemilihan bahan baku hingga pengemasan yang higienis.
Uji preferensi konsumen terhadap Kopi Lacryma menunjukkan respon positif: mayoritas peserta menyatakan menyukai rasa, aroma, dan tampilan produk. Warna cokelat alami dan aroma lembut khas hanjeli menjadikan minuman ini alternatif menarik bagi mereka yang mencari pengalaman minum kopi yang lebih sehat dan menenangkan. Selain memberikan cita rasa yang nikmat, Kopi Kesehatan Lacryma juga memiliki nilai tambah sebagai minuman dengan kandungan antioksidan alami yang membantu menjaga sistem imun dan meningkatkan vitalitas tubuh.
Prof. Dr. apt. Berna Elya, M.Si., selaku pengembang utama inovasi ini, menyampaikan harapannya agar produk hasil riset ini dapat terus dikembangkan dan memberi manfaat bagi masyarakat luas. “Sebenarnya, kami ingin Kopi Lacryma bisa diproduksi dan dijual secara komersial, tetapi belum sempat terealisasi,” ujar Prof. Berna sambil tersenyum. “Selain itu, kami juga berharap pengembangan kopi hanjeli ini dapat berkontribusi dalam pemberdayaan tanaman hanjeli di wilayah Baduy.”
Pernyataan tersebut mencerminkan semangat Prof. Berna dalam mendorong riset berbasis bahan alam lokal yang tidak hanya bernilai ilmiah, tetapi juga berdampak sosial-ekonomi bagi masyarakat. Melalui penelitian ini, beliau berharap pemanfaatan tanaman hanjeli dapat memberikan nilai tambah bagi petani lokal sekaligus memperluas penerapan produk herbal modern berbasis kekayaan alam Indonesia.
Gambar: Produk Kopi Kesehatan Lacryma
Menurut Chairul Hudaya, Ph.D., Direktur Inovasi dan Riset Berdampak Tinggi Universitas Indonesia (DIRBT UI), pengembangan Lacryma merupakan contoh nyata bagaimana hasil riset dapat diolah menjadi produk yang dekat dengan kebutuhan masyarakat. “Inovasi seperti Kopi Kesehatan Lacryma menunjukkan bahwa riset di perguruan tinggi tidak harus berhenti di laboratorium. Melalui pendekatan hilirisasi yang tepat, hasil penelitian dapat menjadi produk nyata yang memberi manfaat bagi masyarakat luas,” ujar Chairul.
“Kami mendorong agar inovasi berbasis bahan alam lokal seperti ini terus dikembangkan. Selain berkontribusi pada kesehatan masyarakat, juga membuka peluang bagi penguatan ekonomi berbasis sumber daya Indonesia,” lanjutnya.
Kopi Kesehatan Lacryma merupakan wujud nyata sinergi antara riset ilmiah, pemberdayaan masyarakat, dan inovasi produk berbasis bahan alam Indonesia. Berbahan dasar biji hanjely (Coix lacryma-jobi), yang dibudidayakan oleh desa binaan Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, Lacryma tidak hanya menawarkan cita rasa khas, tetapi juga potensi manfaat kesehatan yang menjanjikan.
Ke depan, pengembangan Lacryma diarahkan untuk memperkuat fondasi ilmiah, memperluas bentuk sediaan, dan memperbesar dampak sosial-ekonomi. Validasi farmakologis terhadap kandungan bioaktif hanjely akan terus dilakukan, termasuk uji aktivitas antioksidan, anti-inflamasi, dan potensi imunomodulator. Hasil riset ini akan menjadi dasar untuk memperluas klaim fungsional dan memperkuat posisi Lacryma sebagai kopi kesehatan berbasis evidence.
Dari sisi sosial, Lacryma akan terus menjadi motor pemberdayaan masyarakat desa. Melalui pelatihan budidaya, pengolahan pascapanen, dan penguasaan teknologi formulasi, masyarakat lokal akan menjadi bagian integral dari rantai nilai produk. Ini bukan sekadar kopi, tetapi gerakan ekonomi berbasis komunitas dan pengetahuan.
Untuk mendukung ekspansi pasar, strategi branding akan diperkuat dengan narasi ilmiah, visual etnobotani, dan sertifikasi yang relevan (halal, BPOM, HACCP). Lacryma akan diposisikan sebagai produk premium yang menggabungkan rasa, fungsi, dan nilai sosial—siap bersaing di pasar nasional maupun internasional.
Dengan semangat inovasi dan kolaborasi, Lacryma diharapkan menjadi pionir dalam kategori kopi fungsional Indonesia, sekaligus menjadi bukti bahwa riset farmasi dapat menghasilkan produk nyata yang berdampak luas.
Melalui inovasi ini, pengembang berharap Kopi Kesehatan Lacryma dapat menjadi produk unggulan berbasis kekayaan alam Indonesia yang tidak hanya memperkenalkan potensi hanjeli kepada masyarakat luas, tetapi juga berkontribusi terhadap peningkatan kesehatan masyarakat dan pemberdayaan sumber daya lokal secara berkelanjutan.







