Inovasi Swab Stick HS-19 Solusi Kemandirian Alat Kesehatan Nasional di Tengah Pandemi

Pandemi COVID-19 yang melanda sejak awal tahun 2020 menjadi tantangan besar bagi dunia, termasuk Indonesia. Salah satu persoalan utama yang dihadapi pemerintah adalah keterbatasan alat pendukung untuk melakukan deteksi dini virus, khususnya melalui metode swab test berbasis PCR (Polymerase Chain Reaction). Saat itu, sebagian besar alat pengambil sampel, termasuk swab stick, masih bergantung pada impor, sementara kebutuhan nasional meningkat drastis seiring lonjakan kasus.

Menjawab kondisi darurat tersebut, tim peneliti dari Universitas Indonesia (UI) menggagas pengembangan produk Swab Stick HS-19, alat pengambil sampel yang sepenuhnya dirancang, diproduksi, dan diuji di dalam negeri. Proyek ini dipimpin oleh Prof. Dr. Ir. Mochamad Chalid, M.Sc.Eng, bersama Prof. Dr. Yudan Whulanza, S.T., M.Sc., Prof. Sugeng Supriadi, S.T., M.Eng., Ph.D., Prof. dr. Agus Rizal Hamid, Sp.U(K), Ph.D., Dr. dr. Prasetyanugraheni Kreshanti, SpBP-RE(K), KKF, dan dr. Dimas Seto Prasetyo, Sp.MK.

Tujuan utama inovasi ini adalah menghasilkan swab stick tipe flocked yang memenuhi standar WHO dalam mendukung deteksi COVID-19 melalui PCR test. Pengembangan dilakukan dengan prinsip reverse engineering — mulai dari pemilihan bahan baku, desain produk, hingga proses manufaktur yang memenuhi standar keamanan serta etika keinsinyuran.

Melalui riset intensif, tim UI berhasil menciptakan flocked swab stick pertama di Indonesia dengan performa tinggi dalam menyerap dan melepaskan sampel cairan dari saluran nasofaring. Produk ini menggunakan material polypropylene (PP) berkualitas tinggi yang diproses dengan teknik injection molding, kemudian dilapisi serat nilon melalui plasma flocking untuk menghasilkan daya serap optimal dan tekstur yang nyaman saat digunakan.

Dalam wawancaranya, Prof. Chalid menjelaskan.“Swab stick adalah sarana pengambil sampel pada seseorang dengan melakukan swab pada jalur nasofaring,” ungkapnya.
“Alat ini berada pada titik kritis karena ketersediaannya di dalam negeri sangat terbatas dan sepenuhnya bergantung pada pasokan dari luar negeri. Sementara itu, proses pengadaannya seringkali memerlukan waktu yang cukup lama bisa berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan.” 

Gambar 1: Produk flocked swab stick 

Uji kendali mutu dilakukan secara ketat di setiap tahap produksi, mencakup kualitas serat, daya lekat, kelenturan batang, hingga uji sterilitas dan pengemasan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa Swab Stick HS-19 memiliki karakteristik nyaman, fleksibel, tidak mudah patah, dan efektif dalam pengambilan sampel biologis.

Dalam tahap pengembangan lebih lanjut dan proses komersialisasi, Universitas Indonesia bekerja sama dengan PT Sri Tita Medika. Kolaborasi ini memastikan bahwa produk hasil riset dapat diproduksi secara massal sesuai standar medis dan memperoleh izin edar dari Kementerian Kesehatan RI. Bersama mitra industri ini, UI membangun rantai pasok alat kesehatan nasional yang melibatkan berbagai pihak — mulai dari pemasok resin, vendor flocking, penyedia kemasan, hingga fasilitas sterilisasi bersertifikat.

Hingga kini, Swab Stick HS-19 telah digunakan di lebih dari 40 fasilitas kesehatan di seluruh Indonesia, termasuk RSUI Depok, RSUD dr. Soetomo Surabaya, RS Kariadi Semarang, RS Arifin Ahmad Pekanbaru, dan RS Wahidin Makassar. Survei terhadap dua batch pertama menunjukkan tingkat kepuasan tinggi dari para tenaga medis dalam aspek kenyamanan, fleksibilitas, dan efisiensi penggunaan.

Gambar 2: Tim Produksi flocked swab stick 

Direktur Inovasi dan Riset Berdampak Tinggi UI, Chairul Hudaya, Ph.D., menyampaikan apresiasinya terhadap keberhasilan tim peneliti UI. “Inovasi Swab Stick HS-19 ini adalah bukti nyata bahwa riset kampus dapat memberikan solusi strategis bagi kebutuhan nasional. Dalam situasi pandemi, kemampuan kita memproduksi alat kesehatan secara mandiri menjadi sangat penting untuk menjaga ketahanan bangsa,” ujarnya.

Inovasi ini tidak hanya menjawab kebutuhan mendesak di masa pandemi, tetapi juga menjadi tonggak penting bagi kemandirian alat kesehatan nasional. Melalui kerja sama strategis dengan industri seperti PT Sri Tita Medika, Universitas Indonesia berhasil membuktikan bahwa hasil penelitian akademik dapat diimplementasikan secara nyata, memberikan dampak sosial, ekonomi, dan kesehatan bagi masyarakat Indonesia.

Swab Stick HS-19 menjadi simbol keberhasilan transformasi riset menjadi solusi nasional — bahwa dari masa krisis, lahir inovasi yang memperkuat ketahanan industri kesehatan dan mengangkat kemampuan riset Indonesia ke level global.