Inovasi Perangkat Bidirectional Endovascular Aortic Repair dengan Tiga Cuff (Three Cuff Bidirectional Endovascular Aortic Repair Device)

Perkembangan teknologi kedokteran terus menghadirkan inovasi dalam penanganan penyakit pembuluh darah besar, salah satunya aneurisma aorta — pelebaran abnormal pada dinding pembuluh darah aorta yang berisiko pecah dan mengancam nyawa. Dalam dua dekade terakhir, metode Endovascular Aortic Repair (EVAR) menjadi salah satu teknik minimal invasif yang banyak digunakan untuk menggantikan operasi terbuka dalam memperbaiki struktur aorta yang rusak. Prosedur ini dilakukan dengan memasang stent graft prostetik, yaitu tabung fleksibel berlapis logam yang berfungsi memperkuat dinding aorta dan mengalirkan darah tanpa memperburuk pelebaran atau robekan pembuluh.

Meskipun EVAR telah menjadi standar penanganan modern, prosedur konvensionalnya masih menghadapi sejumlah kendala teknis. Pada metode yang umum digunakan, pemasangan stent graft bercabang (bifurcated stent graft) membutuhkan perencanaan yang sangat presisi serta manuver kanulasi yang kompleks dari dua sisi pangkal paha (arteri femoralis). Kesalahan kecil dalam orientasi atau posisi dapat menyebabkan pemasangan tidak simetris, menyulitkan penyambungan antar bagian alat, memperpanjang waktu prosedur, serta meningkatkan risiko kebocoran aliran darah (endoleak) dan perdarahan.

Menjawab tantangan tersebut, dikembangkan sebuah inovasi bernama Perangkat Bidirectional Endovascular Aortic Repair dengan Tiga Cuff (Three Cuff – T-Cuff Bidirectional Endovascular Aortic Repair Device). Invensi ini merupakan modifikasi dari teknik dan perangkat EVAR konvensional yang memungkinkan pemasangan stent graft dari dua arah (bidirectional) dengan sistem tiga cuff untuk menghasilkan sambungan yang lebih presisi, rapat, dan stabil. Konsep utamanya adalah mengubah struktur perangkat dari bentuk bercabang menjadi bentuk tabung utama dengan pembatas di bagian tengah yang membagi alat menjadi dua selongsong utama berukuran sama. Dua penyambung identik kemudian dipasang secara simultan melalui dua akses arteri femoralis yang berbeda, sehingga penyatuan antara bagian utama dan cabang dapat terjadi secara bersamaan dan simetris.

   Gambar: Bentuk rancang bangun perangkat Endovascular Aortic Repair.

Perangkat T-Cuff ini terdiri atas dua komponen utama, yaitu bagian utama (main body) dan dua penyambung identik (extension connectors). Bagian utama berbentuk tabung dengan tiga cuff — satu pada bagian proksimal dan dua pada bagian distal — yang berfungsi memastikan alat terkunci kuat di dalam aorta serta mencegah pergeseran posisi setelah pemasangan. Dua penyambung identik dirancang dalam dua varian: Bentuk A, dengan konfigurasi lurus untuk dipasang pada arteri iliaka normal, dan Bentuk B, dengan ujung distal melebar yang disesuaikan untuk arteri iliaka yang mengalami aneurisma. Kombinasi bentuk A dan B dapat disesuaikan dengan anatomi pasien, memberikan fleksibilitas tinggi dalam tindakan klinis.

Prosedur pemasangan perangkat ini dilakukan melalui langkah-langkah yang sistematis namun lebih sederhana dibandingkan metode EVAR konvensional. Melalui dua insisi pada arteri femoralis, bagian utama alat terlebih dahulu ditempatkan tepat di segmen proksimal aorta. Setelah itu, dua penyambung identik dimasukkan secara bersamaan dari kedua sisi hingga terkunci di dalam bagian utama, lalu dilepaskan secara bersamaan menggunakan panduan kateter kawat. Setelah posisi seluruh komponen terpasang dengan baik, akses ditutup kembali melalui teknik bedah atau perkutan. Dengan pendekatan bidirectional ini, orientasi pemasangan menjadi lebih akurat, waktu prosedur berkurang, dan risiko komplikasi seperti kebocoran atau perdarahan menurun secara signifikan.

Keunggulan utama dari invensi T-Cuff Bidirectional EVAR Device ini terletak pada peningkatan presisi dan efisiensi prosedur tanpa mengorbankan keamanan. Desain tabung simetris dengan tiga cuff memungkinkan pemasangan yang stabil dan mengurangi potensi pergeseran akibat tekanan darah tinggi di dalam aorta. Selain itu, metode bidirectional meminimalkan kebutuhan manuver crossover, yang dalam teknik konvensional berisiko menimbulkan perdarahan dan komplikasi vaskular. Dengan rancangan ini, dokter dapat melakukan tindakan dengan waktu yang lebih singkat, hasil yang lebih rapat, serta tingkat keberhasilan yang lebih tinggi dalam mencegah kebocoran endoleak.

Menurut dr. Taofan, Sp.JP(K), FIHA, FICA, FAsCC, FSCAI, selaku inventor utama perangkat T-Cuff Bidirectional EVAR, ia berharap inovasi ini dapat diproduksi secara massal, baik di dalam maupun luar negeri, untuk mendukung pelayanan pasien yang membutuhkannya. “Inovasi ini diharapkan mampu menjadi solusi bagi penanganan penyakit pembuluh darah aorta abdominal infrarenal, khususnya aneurisma aorta abdominal, dengan daya saing tinggi baik dari segi kualitas maupun harga. Seperti diketahui, biaya penatalaksanaan penyakit pembuluh darah aorta, khususnya aneurisma aorta abdominal, masih tergolong tinggi, sementara hampir seluruh perangkat yang digunakan dalam prosedur tersebut masih diproduksi di luar negeri. Saat ini, device main body untuk endovascular aortic repair yang tersedia di pasaran umumnya memiliki tiga bentuk, yaitu tubular, aorto-uni-iliac, dan bifurcated main body, dengan tipe terakhir sebagai yang paling sering digunakan. Masing-masing tipe memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Dengan ditemukannya perangkat T-Cuff Bidirectional EVAR, lahirlah sebuah terobosan baru yang berpotensi menggantikan device tipe bifurcated main body yang selama ini lazim digunakan. Hingga saat ini, T-Cuff Bidirectional EVAR merupakan satu-satunya produk inovasi main body endovascular aortic repair di dunia. Hubungan antarinstansi, khususnya antar departemen dalam satu fakultas maupun antar fakultas di lingkungan Universitas Indonesia, serta antara Universitas Indonesia dengan rumah sakit pendidikan dan institusi mitra di luar negeri, sangat diperlukan untuk mengembangkan potensi para inventor di bidangnya masing-masing. Kolaborasi tersebut diharapkan dapat menghasilkan penelitian yang tepat guna dan memiliki outcome unggul, sejalan dengan motto Direktorat Inovasi dan Riset Berdampak Tinggi Universitas Indonesia, yaitu UI (Unggul dan Impactful)”. Ujarnya. 

Sementara itu, Dr. Chairul Hudaya, Ph.D., selaku Direktur Inovasi dan Riset Berdampak Tinggi Universitas Indonesia, memberikan apresiasi atas pengembangan teknologi medis yang dilakukan tim peneliti. Ia menekankan bahwa kolaborasi lintas bidang antara tenaga medis dan insinyur merupakan bentuk sinergi nyata dalam penguatan ekosistem inovasi nasional. “Inovasi seperti T-Cuff Bidirectional EVAR Device menunjukkan potensi besar riset di Indonesia untuk memberikan dampak langsung bagi keselamatan pasien,” ujar Dr. Chairul. “Universitas Indonesia berkomitmen untuk terus mendukung hilirisasi hasil riset agar teknologi kesehatan karya bangsa dapat diimplementasikan secara luas.”

Secara keseluruhan, Perangkat Bidirectional Endovascular Aortic Repair dengan Tiga Cuff (T-Cuff B-EVAR Device) menghadirkan solusi inovatif yang menyederhanakan prosedur, meningkatkan presisi pemasangan, dan menekan risiko komplikasi yang selama ini menjadi tantangan utama dalam tindakan EVAR konvensional. Inovasi ini merupakan langkah nyata menuju pengembangan teknologi kedokteran yang lebih aman, efisien, dan adaptif terhadap kebutuhan klinis masa kini maupun masa depan.