Dalam dunia medis, kenyamanan pasien menjadi salah satu faktor penting dalam mempercepat proses penyembuhan. Menjawab kebutuhan tersebut, tim perawat dari Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) mengembangkan bantal elevasi 60 derajat, sebuah inovasi sederhana namun memiliki manfaat besar dalam membantu pemulihan pasien pasca operasi atau cedera lutut.
Konsep penggunaan bantal elevasi berakar pada prinsip medis mengenai gravitasi dan hidrodinamika cairan tubuh. Prinsip utama dari metode ini adalah memanfaatkan gaya gravitasi untuk memperlancar sirkulasi cairan tubuh. Dengan mengangkat bagian tubuh yang mengalami cedera ke posisi lebih tinggi dari jantung, aliran darah ke area tersebut dapat berkurang sementara waktu sehingga menghindari penumpukan cairan dan peradangan berlebih. Elevasi juga membantu meningkatkan aliran balik vena serta drainase limfatik, yang berperan penting dalam mengembalikan cairan berlebih (edema) ke sirkulasi pusat tubuh. Efeknya, pembengkakan berkurang secara signifikan dan rasa nyeri pun berangsur mereda. Kondisi ini sangat bermanfaat bagi pasien yang sedang dalam tahap pemulihan pasca operasi maupun penanganan cedera ringan hingga sedang seperti keseleo atau patah tulang. Selain membantu proses fisiologis tubuh, posisi elevasi yang tepat juga mendukung peningkatan kenyamanan pasien. Tekanan pada jaringan berkurang, sirkulasi darah menjadi lebih lancar, dan nyeri yang disebabkan oleh pembengkakan dapat diminimalisasi secara efektif.
Inovasi Bantal Elevasi 60 Derajat ini dikembangkan oleh tim perawat profesional dari Fakultas Ilmu Keperawatan UI yang terdiri atas Ns. Aprillia Veranita, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.MB sebagai Inventor Utama, bersama Dr. Masfuri, S.Kp., M.N, Ns. Liya Arista, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.MB, dan Ns. Umi Aisyiyah, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.MB. Dengan latar belakang keilmuan di bidang keperawatan medikal bedah, tim ini menegaskan komitmennya untuk menghadirkan inovasi praktis berbasis ilmu pengetahuan yang berdampak langsung pada kenyamanan dan keselamatan pasien.
Bantal elevasi sendiri merupakan bantal yang didesain khusus untuk menopang dan mengangkat bagian tubuh tertentu—terutama kaki, lutut, atau pergelangan kaki—ke posisi yang lebih tinggi dari jantung. Produk ini berbentuk bantal miring dengan bahan busa berdensitas tinggi, yang memberikan dukungan stabil dan empuk bagi anggota tubuh yang cedera. Dengan desain ergonomis, bantal ini membantu menjaga posisi kaki dalam sudut elevasi ideal, yaitu 60 derajat, sehingga terapi gravitasi dapat berlangsung secara optimal.

Gambar: Bantal Elevasi Lutut Untuk Pengobatan Nyeri Dan Bengkak
Agar manfaatnya maksimal, penggunaan bantal elevasi harus dilakukan dengan teknik yang tepat. Pasien dalam posisi tirah baring menempatkan kaki yang cedera di atas bantal dengan ketinggian sekitar 60 derajat, memastikan area lutut lebih tinggi dari jantung. Prosedur ini idealnya dilakukan sesegera mungkin setelah operasi atau cedera, terutama dalam 24–72 jam pertama untuk mempercepat proses pemulihan.
Bantal elevasi lutut memiliki beragam keunggulan yang membuatnya menjadi alat bantu medis yang efektif dan nyaman, di antaranya: melancarkan sirkulasi darah, sehingga mengurangi risiko pembekuan darah dan mempercepat pengembalian cairan tubuh ke sirkulasi pusat; mengurangi nyeri dan bengkak, dengan menekan penumpukan cairan serta menjaga keselarasan sendi lutut; mendukung pemulihan pasca operasi, membantu mengontrol pembengkakan dan mempercepat regenerasi jaringan; serta meningkatkan kualitas istirahat, dengan memberikan kenyamanan posisi yang stabil selama tidur atau perawatan di tempat tidur. Dengan manfaat yang luas, bantal elevasi ini dapat digunakan di rumah sakit maupun di rumah, menjadikannya alat terapi non-invasif yang mudah diakses untuk masyarakat luas.
Tujuan utama pengembangan bantal ini adalah meningkatkan sirkulasi darah dan mengurangi efek gravitasi pada area yang bengkak atau cedera, sehingga pasien dapat mencapai pemulihan yang lebih cepat dan nyaman. Mengenai harapan terhadap inovasi ini, Ns. Aprillia Veranita, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.MB, selaku Inventor Utama, menyampaikan:
“Secara keseluruhan, harapan utama kami adalah agar bantal elevasi lutut dapat menjadi alat kesehatan esensial yang mudah diakses dan digunakan oleh masyarakat. Kami ingin inovasi ini membantu pasien mencapai tingkat kenyamanan dan kesejahteraan fisik yang optimal, baik di rumah sakit maupun di rumah.”
Sebagai bentuk dukungan terhadap inovasi tenaga pendidik dan peneliti di lingkungan Universitas Indonesia, Chairul Hudaya, Ph.D., selaku Direktur Direktorat Inovasi dan Riset Berdampak Tinggi (DIRBT UI), menuturkan:
“DIRBT UI berkomitmen untuk terus mendorong lahirnya inovasi yang relevan dengan kebutuhan masyarakat, terutama di bidang kesehatan. Bantal elevasi 60 derajat ini menjadi contoh nyata bagaimana pengetahuan klinis yang dimiliki tenaga perawat dapat dikembangkan menjadi produk inovatif yang berdampak langsung bagi pasien. Melalui program dan ekosistem inovasi yang kami bangun, UI ingin menjadi ruang bagi generasi akademik untuk menghadirkan solusi nyata bagi tantangan sosial dan kesehatan di Indonesia.”



