Inovasi Bahan Implan Mampu Luruh Material Polimer Baru Tingkatkan Fleksibilitas Fiksator Tulang Muka

Tim peneliti Universitas Indonesia di bawah pimpinan Prof. Dr. Ir. Mochamad Chalid, S.Si., M.Sc.Eng. kembali menghadirkan inovasi di bidang teknologi kesehatan melalui pengembangan bahan implan tulang mampu luruh (bioresorbable) yang lebih fleksibel dan mudah dibentuk. Invensi ini berupa komposisi dan metode pencampuran material polimer baru yang dirancang khusus untuk aplikasi fiksasi tulang wajah (cranio-maxillofacial).

Selama ini, alat fiksator tulang yang digunakan di dunia medis umumnya berbahan dasar logam seperti titanium. Meskipun kuat dan tahan korosi, material logam memiliki sejumlah kelemahan, di antaranya memerlukan operasi kedua untuk pengangkatan implan, berisiko mengganggu pertumbuhan jaringan tulang wajah, serta berpotensi menimbulkan komplikasi medis dan beban finansial bagi pasien. Hal ini mendorong pengembangan bahan implan alternatif yang dapat terurai secara alami dalam tubuh tanpa perlu operasi lanjutan.

Produk fiksator tulang bioresorbable yang tersedia di pasaran saat ini masih memiliki keterbatasan, terutama pada aspek kekakuan material yang menyulitkan penyesuaian terhadap kontur tulang wajah yang kompleks. Menjawab tantangan tersebut, tim peneliti yang dipimpin oleh Prof. Chalid berhasil merancang material polimer baru dengan fleksibilitas dan maleabilitas lebih tinggi, sehingga dapat dibentuk dengan mudah sesuai kebutuhan bedah tanpa mengorbankan kekuatan struktural yang diperlukan.

Gambar: Pencampuran Plla/Pdlla/Minyak Jarak Sebagai Bahan Implan Mampu Luruh

Proses pengembangan material ini menggunakan metode pencampuran yang ramah lingkungan dan kompatibel dengan teknologi industri seperti ekstrusi dan injection moulding. Hasil pengujian menunjukkan peningkatan signifikan pada karakteristik elastisitas dan kemampuan deformasi material, yang menandakan bahwa material ini lebih lentur dan mudah dibentuk dibandingkan material konvensional.

Prof. Dr. Ir. Mochamad Chalid, S.Si., M.Sc.Eng. berharap inovasi ini dapat menjadi tonggak penting dalam penguatan kemandirian bangsa di bidang teknologi kesehatan “Harapan saya, inovasi ini dapat menjadi langkah nyata menuju kemandirian nasional dalam produksi alat kesehatan, khususnya produk implan. Kami ingin memastikan bahwa setiap komponen memiliki tingkat kandungan lokal yang semakin tinggi agar Indonesia mampu berdiri di atas kemampuan sendiri,” ujar Prof. Dr. Ir. Mochamad Chalid, S.Si., M.Sc.Eng.

Inovasi ini menjadi langkah penting dalam pengembangan material biomedis buatan Indonesia dan mendukung kemandirian nasional dalam produksi alat kesehatan berteknologi tinggi. Dengan kemampuan mampu luruh secara alami di dalam tubuh, material ini tidak hanya mengurangi risiko komplikasi pascaoperasi, tetapi juga menekan biaya perawatan dan meningkatkan kenyamanan pasien.

Chairul Hudaya, Ph.D., selaku Direktur Inovasi dan Riset Berdampak Tinggi Universitas Indonesia, menyampaikan apresiasinya terhadap karya inovatif ini. “Inovasi ini menunjukkan bahwa peneliti UI tidak hanya berfokus pada pengembangan teknologi canggih, tetapi juga pada solusi yang berdampak langsung bagi masyarakat. Pengembangan bahan implan mampu luruh ini sejalan dengan semangat UI untuk mendukung kemandirian bangsa dalam bidang alat kesehatan dan memperkuat ekosistem riset yang berorientasi pada kebutuhan manusia,” ujarnya.
Dengan inovasi ini, Universitas Indonesia kembali menegaskan komitmennya untuk menghadirkan riset yang aplikatif, berdaya saing global, dan memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan industri kesehatan nasional.