HerLens Startup Kesehatan dari UI Raih Juara 1 PTN 2025 dengan Inovasi AI untuk Deteksi Kanker Serviks

Jakarta, 24 Agustus 2025 — Sebuah terobosan teknologi kesehatan kembali lahir dari Universitas Indonesia (UI) melalui startup HerLens, yang hadir sebagai solusi deteksi dini kanker serviks dengan pendekatan akurat, cepat, dan dapat diakses masyarakat luas, terutama di daerah terpencil. HerLens dikembangkan oleh tim mahasiswa lintas disiplin UI yang prihatin terhadap tingginya angka kematian akibat kanker serviks, penyebab kematian kanker tertinggi kedua pada perempuan di Indonesia. Lebih dari 103 juta perempuan di tanah air berisiko terkena penyakit ini. Metode deteksi dini yang paling murah dan umum digunakan, seperti tes IVA, hanya memiliki akurasi sekitar 66–69 persen dan sangat bergantung pada keahlian tenaga kesehatan.

Menjawab tantangan tersebut, HerLens menghadirkan inovasi berbasis kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) yang dapat bekerja secara offline dan terintegrasi dengan kamera ponsel pintar. Teknologi ini memungkinkan skrining kanker serviks dilakukan dengan akurasi hingga 85 persen. “Inovasi ini lahir dari keresahan kami melihat betapa sulitnya akses alat deteksi dini yang berkualitas di banyak daerah,” ujar Nidya Anifa, S.T., CEO HerLens dari Program Studi Teknik Biomedik, Fakultas Teknik UI.

Dengan teknologi yang dibangun menggunakan model convolutional neural network (CNN) dan dilatih menggunakan lebih dari 1.200 citra serviks, HerLens mampu mendeteksi lesi pra-kanker secara cepat dan objektif, bahkan tanpa koneksi internet. Lebih dari sekadar produk teknologi, HerLens juga menggabungkan pendekatan komunitas. Bekerja sama dengan Female Cancer Program, tim ini telah mengadakan penyuluhan, edukasi, serta layanan skrining gratis kepada ratusan perempuan. Dalam uji coba di RSCM Kintani, lebih dari 100 pasien dilibatkan bersama lima dokter spesialis OB-GYN. Hasilnya menunjukkan peningkatan kualitas deteksi dibanding metode konvensional.

Nidya juga menjelaskan dampak nyata yang sudah diciptakan HerLens “Tahun ini, HerLens bekerja sama dengan Female Cancer Programme Jakarta meluncurkan Brighter — sebuah inisiatif baru untuk memberikan dampak nyata dalam melawan kanker serviks. Program ini memiliki tiga pilar utama: skrining kanker serviks gratis, pelatihan peningkatan kapasitas bagi tenaga kesehatan, serta kampanye edukasi publik untuk meningkatkan kesadaran tentang deteksi dini. Kami sudah memulainya di Jakarta dan Bojonegoro, dan berencana melaksanakan program ini di seluruh Indonesia.”

Perjalanan HerLens tidak berhenti pada inovasi teknologi. Startup ini aktif mengikuti berbagai program inkubasi dan kompetisi internasional, di antaranya UI Incubate, Apple Developer Academy Catalyst Program, SheHacks 2024, LiftHER Grant Challenge, hingga menjadi finalis Hult Prize Global Accelerator 2024 di Inggris. Dukungan pendanaan juga berhasil diperoleh dari STIC, Samsung Solve for Tomorrow, dan NUS Health Hack.

Dalam waktu 1–2 tahun ke depan, HerLens menargetkan ekspansi layanan ke lebih banyak wilayah Indonesia serta pengurusan perizinan produk menuju tahap komersialisasi. “Kami ingin HerLens menjadi jembatan yang menjawab kesenjangan antara teknologi dan akses kesehatan yang adil. Ini bukan hanya tentang alat, tapi juga tentang harapan bagi jutaan perempuan Indonesia,” tutur Nidya.

Optimisme itu kian terbukti ketika HerLens berhasil meraih juara pertama dalam ajang Grand Final Pitching Pikiran Terbaik Negeri (PTN) 2025 yang digelar Yayasan BUMN di Ballroom Unika Atma Jaya, Jakarta. Menanggapi pencapaian ini, Nidya menyampaikan rasa syukurnya:
“Kami sangat berterima kasih atas dukungan dan kepercayaan yang diberikan sehingga kami bisa bergabung dengan inisiatif ini bersama startup luar biasa lainnya dan menerima penghargaan ini. Pencapaian ini menjadi awal kolaborasi HerLens dalam jaringan BUMN yang membuka peluang lebih besar untuk berdampak bagi kesehatan perempuan.”

Lebih lanjut, Nidya menegaskan pentingnya dukungan penghargaan ini terhadap keberlanjutan program “Penghargaan ini bukan hanya bentuk pengakuan, tetapi juga memberikan kami sumber daya dan kredibilitas untuk memperluas dampak. Kami berencana memanfaatkan dukungan ini untuk menyelenggarakan program Brighter di Bengkulu.”

Chairul Hudaya, Ph.D., Direktur Direktorat Inovasi dan Riset Berdampak Tinggi UI, turut memberikan apresiasinya. “Kemenangan HerLens ini menunjukkan bahwa inovasi yang lahir dari kampus bukan hanya untuk pengembangan ilmu, tetapi juga bisa memberikan solusi nyata bagi masyarakat. UI berkomitmen mendukung mahasiswa dan penelitinya agar hasil riset dapat terus bertransformasi menjadi produk yang berdampak luas, khususnya dalam bidang kesehatan perempuan,” ujarnya.

Acara PTN 2025 sendiri dihadiri lebih dari 1.500 peserta, termasuk Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo, Sekretaris Kementerian BUMN Rabin Hattari, pimpinan Microsoft Indonesia, serta berbagai mitra strategis. Dari lebih 2.000 pendaftar, hanya 20 wirausaha sosial, tiga ideation, dan tiga inovasi berbasis AI yang berhasil menjadi penerima grants. Dengan pencapaian ini, HerLens meneguhkan posisinya sebagai pelopor transformasi layanan deteksi dini kanker serviks di Indonesia, sekaligus menghadirkan harapan baru bagi masa depan kesehatan perempuan Indonesia.

 

Penulis: M. Iqram