Depok, 16 September 2025 – Direktorat Inovasi dan Riset Berdampak Tinggi (DIRBT) Universitas Indonesia melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) bersama dengan BI Institute dalam rangka mendukung pelaksanaan Riset BI Institute 2025 di Gedung Science Techno Park, Kampus UI Depok.
Dalam sambutannya, Dr. Cicilia Anggadewi Harun, Kepala Pusat Riset BI Institute, menegaskan bahwa kegiatan ini dirancang sebagai forum untuk memperdalam isu-isu strategis mengenai penguatan ekosistem inovasi nasional. “Tujuan kami mengadakan FGD ini adalah membahas bagaimana DIRBT UI mendukung pengajuan paten dan komersialisasi hasil riset di UI serta tantangan yang dihadapi; sejauh mana peran DIRBT UI dalam mendukung kolaborasi antara akademisi, industri, dan pemerintah; langkah-langkah meningkatkan kesadaran tentang pentingnya paten di kalangan peneliti dan mahasiswa; serta menilai tren pengembangan paten dan inovasi riset di Indonesia agar mampu bersaing di pasar global,” ujarnya.
Kegiatan ini juga merupakan bagian dari program riset BI Institute 2025 yang berfokus pada penyusunan riset strategi pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan talenta digital di Indonesia. FGD menjadi sarana untuk mengidentifikasi peluang dan tantangan yang dihadapi Indonesia dalam memperkuat daya saing, terutama melalui integrasi riset, teknologi, dan pendidikan.
Salah satu isu yang mencuat dalam diskusi adalah masih rendahnya indeks SDM Indonesia bila dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Data World Bank (2021) menunjukkan bahwa Indonesia masih berada di bawah Vietnam, Thailand, dan Malaysia dalam hal kualitas SDM. Fakta ini menjadi pengingat bahwa investasi pada pendidikan, kreativitas, serta riset dan pengembangan (R&D) perlu lebih diprioritaskan. Tanpa peningkatan kapasitas, Indonesia berisiko terjebak dalam middle-income trap atau jebakan pendapatan menengah yang bisa menghambat pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
FGD ini membahas secara mendalam bagaimana universitas, melalui unit seperti DIRBT UI, dapat memainkan peran kunci dalam mendukung dihasilkannya kekayaan intelektual dan komersialisasi hasil riset. Selain itu, dibahas pula bagaimana membangun kolaborasi lintas sektor yang melibatkan akademisi, industri, dan pemerintah. Kesadaran akan pentingnya perlindungan kekayaan intelektual juga menjadi topik utama, termasuk langkah konkret untuk mendorong peneliti dan mahasiswa lebih aktif dalam mengajukan paten. Tren global pengembangan paten pun menjadi sorotan, dengan harapan Indonesia dapat melahirkan riset yang bukan hanya relevan secara akademis, tetapi juga memiliki daya saing di pasar internasional.
Direktur DIRBT UI, Chairul Hudaya, Ph.D., menyampaikan bahwa kolaborasi ini menjadi momentum penting dalam memperkuat peran riset universitas untuk menjawab kebutuhan bangsa. “Kami percaya, membangun daya saing bangsa tidak bisa hanya mengandalkan satu pihak. Dibutuhkan sinergi antara universitas, industri, dan lembaga pemerintah agar inovasi dapat benar-benar memberikan dampak nyata bagi masyarakat,” ungkapnya.
Lebih dari sekadar forum diskusi, kegiatan ini juga diharapkan menjadi jembatan untuk menyusun rekomendasi kebijakan berbasis riset yang aplikatif. Melalui kerja sama dengan BI Institute, UI berkomitmen untuk terus memperluas jejaring penelitian, memperkaya wawasan akademisi, dan mendorong terciptanya ekosistem inovasi yang lebih inklusif.
Kolaborasi antara UI dan BI Institute menandai langkah strategis dalam memperkuat SDM dan inovasi nasional. Dengan membangun kesadaran pentingnya paten, mendorong komersialisasi riset, serta memfasilitasi kolaborasi lintas sektor, diharapkan Indonesia mampu mengakselerasi transformasi menuju daya saing global yang berkelanjutan.
Penulis: M. Iqram
Editor: Indah Handayani