Kemandirian industri nasional menjadi salah satu prioritas penting dalam memperkuat perekonomian Indonesia. Di tengah upaya tersebut, sektor manufaktur—khususnya industri pengecoran logam—memegang peranan strategis karena kemampuannya menghasilkan produk bernilai tambah tinggi. Namun, kualitas hasil pengecoran aluminium di dalam negeri masih menghadapi tantangan berupa munculnya porositas akibat terperangkapnya gas dan pengotor selama proses peleburan. Kondisi ini berdampak pada kekuatan produk serta kesesuaiannya dengan standar ekspor dan Standar Nasional Indonesia (SNI).
Menjawab tantangan tersebut, tim peneliti dari Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) yang dipimpin oleh Prof. Dr. Ir. Donanta Dhaneswara, M.Si. menghadirkan inovasi baru berupa Alfluks NF11, yaitu produk fluks penutup yang dikembangkan untuk meningkatkan kualitas hasil pengecoran aluminium. Produk ini berfungsi membentuk lapisan pelindung pada permukaan logam cair agar terhindar dari reaksi dengan udara luar yang dapat menimbulkan cacat pada hasil cor. Melalui inovasi ini, kualitas logam aluminium yang dihasilkan menjadi lebih padat, bersih, dan memiliki kekuatan mekanik yang lebih tinggi.
Keunggulan utama Alfluks NF11 terletak pada penggunaan bahan yang aman dan ramah lingkungan. Jika sebelumnya industri pengecoran banyak menggunakan bahan fluks dengan kandungan senyawa berbahaya, Alfluks NF11 hadir sebagai alternatif yang lebih hijau tanpa mengorbankan efektivitasnya. Produk ini juga memanfaatkan bahan baku yang melimpah di dalam negeri, sehingga lebih efisien dan mendukung kemandirian industri nasional.
Gambar 1: Produk Alfluks NF11
Selain inovasi pada bahan, pengembangan Alfluks NF11 juga memperhatikan proses produksi yang presisi untuk menjaga konsistensi mutu. Setiap tahap pembuatan dilakukan dengan standar yang ketat agar fluks yang dihasilkan memiliki kestabilan dan efektivitas tinggi ketika digunakan dalam proses pengecoran.
Prof. Dr. Ir. Donanta Dhaneswara, M.Si., selaku inventor utama, menjelaskan bahwa tantangan utama industri pengecoran aluminium di Indonesia masih terletak pada rendahnya nilai tambah dan kualitas produk yang belum sepenuhnya memenuhi standar ekspor maupun SNI. “Melalui pengembangan produk ini, kami berupaya menghadirkan fluks penutup yang dapat mengurangi porositas pada hasil cor aluminium sehingga produk dapat memenuhi standar ekspor dan Standar Nasional Indonesia,” ujarnya.
Gambar 2: Prof. Dr. Ir. Donanta Dhaneswara, M.Si. bersama tim
Sementara itu, Chairul Hudaya, Ph.D., selaku Direktur Inovasi dan Riset Berdampak Tinggi Universitas Indonesia (DIRBT UI), menyampaikan bahwa inovasi seperti Alfluks NF11 merupakan bentuk nyata kontribusi universitas dalam menjembatani riset dan kebutuhan industri. “UI terus mendorong hadirnya teknologi terapan yang memberikan dampak langsung bagi sektor industri nasional. Alfluks NF11 menjadi contoh bagaimana hasil penelitian dapat diimplementasikan untuk mendukung peningkatan kualitas dan daya saing produk dalam negeri,” ungkapnya.
Dengan kemampuan mencegah cacat porositas, meningkatkan kualitas hasil cor, serta ramah terhadap lingkungan, Alfluks NF11 diharapkan menjadi solusi bagi industri pengecoran aluminium di Indonesia. Inovasi ini tidak hanya meningkatkan nilai tambah produk logam dalam negeri, tetapi juga menjadi langkah nyata dalam mewujudkan kemandirian teknologi material nasional dan memperkuat daya saing Indonesia di tingkat global.