MetriSnap: Inovasi AI untuk Percepatan Pengukuran Fotogrametri Ekstraoral 2D di Bidang Ortodonti

Dalam dunia ortodonti, proses pengukuran wajah pasien menjadi tahapan penting dalam menentukan rencana perawatan. Salah satu metode yang digunakan adalah Fotogrametri Ekstraoral 2D, dimana spesialis ortodonti mengukur dan menginterpretasikan simetri, proporsi, serta berbagai hal lainnya dari foto klinis wajah pasien. Namun hingga kini, metode standar yang digunakan masih dilakukan secara manual — ahli ortodonti perlu mencetak foto, melakukan anotasi dengan alat tulis, dan mengukur secara langsung menggunakan penggaris. Proses ini tidak hanya memakan waktu lama, tetapi juga menuntut ketelitian dan tenaga ekstra dari para profesional.

Menjawab tantangan tersebut, tim inovator Universitas Indonesia yang terdiri dari Muhammad Febrian Rachmadi, Ratna Sekundariadewi Rustamadji, Amanda Nurul Izzah, Kausar Meutuwah, dan Risa Lestari menghadirkan MetriSnap, sebuah aplikasi berbasis kecerdasan buatan (AI) yang dirancang untuk membantu spesialis ortodonti melakukan pengukuran Fotogrametri Ekstraoral 2D secara efisien dan akurat. Aplikasi ini merupakan hasil kolaborasi lintas disiplin antara bidang teknologi dan kedokteran gigi, yang dikembangkan melalui program pendampingan inovasi di lingkungan Universitas Indonesia.

MetriSnap mengandalkan teknologi computer vision untuk mengidentifikasi elemen-elemen penting dalam analisis ortodonti, seperti proporsi wajah dan tingkat simetri wajah. Dengan pendekatan ini, proses pengukuran yang sebelumnya dilakukan manual kini dapat dilakukan secara digital hanya dalam hitungan detik.

Menurut hasil uji coba, MetriSnap mampu mengurangi waktu pengukuran Fotogrametri Ekstraoral 2D hingga 93,3% dibandingkan metode konvensional. Selain itu, aplikasi ini juga menghilangkan kebutuhan alat tulis dalam proses anotasi dan pengukuran foto klinis manual, karena semua langkah dapat dilakukan langsung melalui antarmuka digital MetriSnap.

Gambar: Prototype  MetriSnap 

“Dengan hadirnya MetriSnap, kami ingin membantu para spesialis ortodonti untuk menghemat waktu dan tenaga, sehingga mereka bisa lebih fokus pada diagnosis dan perencanaan perawatan pasien.” ujar Muhammad Febrian Rachmadi salah satu founder MetriSnap.

Lebih lanjut, Febrian menambahkan, “Masih banyak proses di dunia ortodonti yang bisa disederhanakan melalui teknologi. Ke depannya, kami berharap MetriSnap dapat memperluas kapabilitasnya, tidak hanya terbatas pada Fotogrametri Ekstraoral 2D, tetapi juga mencakup analisis-analisis lain yang relevan bagi para ahli ortodonti.”

Menanggapi inovasi ini, Chairul Hudaya, Ph.D., Direktur Inovasi dan Riset Berdampak Tinggi Universitas Indonesia, menyampaikan apresiasinya terhadap kiprah tim MetriSnap sebagai salah satu startup binaan UI Incubate. “MetriSnap menunjukkan bagaimana teknologi kecerdasan buatan dapat memberikan dampak nyata di bidang kesehatan. Melalui program UI Incubate, kami berkomitmen untuk mendampingi para inovator agar dapat mengembangkan produk yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki nilai komersial dan manfaat sosial yang luas,” ujarnya.

Prototipe MetriSnap dapat diakses melalui laman https://web.metrisnap.app. Inovasi ini menjadi salah satu bentuk nyata kontribusi sivitas akademika Universitas Indonesia dalam mendorong kemajuan teknologi kedokteran gigi berbasis kecerdasan buatan di Indonesia.