PeriXa Batin “Menerima Luka untuk Bahagia” Inovasi Hipnoterapi Berbasis XR dan AI dari Mahasiswa Keperawatan UI

Berawal dari kalimat sederhana “Senyuman setelah sesi hipnoterapi lebih berharga dari apa pun yang bisa dibeli,” lahirlah PeriXa Batin, sebuah inovasi yang menggabungkan empati manusia dengan teknologi modern untuk membantu penyembuhan luka batin secara lebih mudah dan aman. Inisiatif ini digagas oleh Tissa Aulia Putri, S.Kep., M.Kep., bersama tim mahasiswa dan alumni Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI), yang memiliki visi besar untuk membawa terapi mental ke ruang digital melalui pendekatan Extended Reality (XR) dan Artificial Intelligence (AI).

Sebagai seorang hipnoterapis, Tissa melihat langsung bagaimana hipnoterapi dapat mengubah kehidupan seseorang—dari trauma menjadi kekuatan untuk tumbuh. Namun, akses terhadap layanan terapi masih terbatas, baik karena stigma, biaya, maupun keterbatasan tenaga profesional. Untuk menjawab tantangan tersebut, Tissa berkolaborasi dengan rekan di bidang teknologi kesehatan dan melahirkan gagasan menghadirkan terapi berbasis XR. Dari sinilah PeriXa Batin lahir—bukan sekadar layanan, tetapi juga gerakan sosial yang mengajak masyarakat untuk “menerima luka untuk bahagia.”

Gambar 1: Tampilan menu utama terdapat pilihan tiga lingkungan alam yaitu, Lembah hijau, Sakura dan Pantai

PeriXa Batin menawarkan pendekatan unik yang memadukan hipnoterapi klinis dengan teknologi XR dan sistem kecerdasan buatan (AI). Melalui AI-Based Mental Health Assessment, sistem mampu membaca pola respons pengguna untuk menilai kondisi emosional secara personal. Hasil analisis tersebut kemudian menjadi dasar bagi sesi XR Hypnotherapy, di mana pengguna diajak melalui pengalaman imersif yang melibatkan visual, suara, dan lingkungan virtual menenangkan. Pendekatan ini menjadikan proses terapi lebih empatik, adaptif, dan terukur dibanding aplikasi kesehatan mental pada umumnya yang hanya berbasis teks atau video. Didukung oleh tim multidisiplin dari keperawatan dan teknologi kesehatan, setiap fitur PeriXa Batin dikembangkan dengan etika profesional dan prinsip evidence-based practice.

Tujuan utama PeriXa Batin adalah membuka akses terapi bagi semua orang, kapan pun dan di mana pun. Dengan format digital yang inklusif, PeriXa Batin ingin menghapus stigma terhadap terapi psikologis sekaligus menjadi platform XR & AI mental health pertama di Indonesia yang mampu memberikan manfaat terapeutik serta membantu tenaga kesehatan memahami kondisi emosional pasien secara lebih mendalam.

Gambar 2: Terapi PeriXa Batin

PeriXa Batin telah dua kali mendapatkan dukungan pendanaan dari UI Incubate, melalui skema PSF (Problem Solution Fit) pada tahun 2024 dan Hackathon UI Incubate 2025. Pendampingan dari program ini memperkuat fondasi bisnis serta arah pengembangan teknologi tim PeriXa Batin. Melalui bimbingan para mentor startup berpengalaman, mereka belajar membangun solusi yang bukan hanya canggih, tetapi juga berdampak dan bermakna bagi masyarakat.

Dalam wawancara  Ns.Tissa Aulia Putri, S.Kep., M.Kep., CEO PeriXa Batin, menyampaikan harapan besarnya terhadap masa depan inovasi ini:

“Kami berharap PeriXa Batin dapat menjadi pelopor terapi berbasis XR di Asia Tenggara, sekaligus membuka jalan bagi pendekatan baru dalam perawatan kesehatan mental di Indonesia. Ke depan, kami ingin membangun ekosistem yang berkelanjutan—di mana tenaga kesehatan, akademisi, dan masyarakat bisa bekerja sama meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental. Lebih jauh, kami sedang mengembangkan AI Therapist yang mampu menilai emosi, merespons dengan empati, dan mendampingi pengguna dalam proses self-healing secara aman dan personal.”

Menanggapi inovasi ini, Chairul Hudaya, Ph.D., Direktur Inovasi dan Riset Berdampak Tinggi Universitas Indonesia, menyampaikan apresiasinya terhadap semangat kolaborasi lintas disiplin yang ditunjukkan oleh para inovator muda UI.

“PeriXa Batin menunjukkan bahwa inovasi di bidang kesehatan mental dapat lahir dari perpaduan antara empati, ilmu, dan teknologi. Inisiatif ini sejalan dengan misi Universitas Indonesia untuk menghadirkan solusi berdampak bagi masyarakat, terutama dalam isu-isu yang sering kali tersembunyi seperti kesehatan jiwa. Kami bangga melihat mahasiswa dan alumni UI berani mengambil langkah konkret untuk membawa perubahan yang lebih manusiawi dan inklusif,” ujar Chairul.

Bagi Tissa dan timnya, PeriXa Batin bukan sekadar startup, melainkan gerakan empatik untuk mengingatkan masyarakat bahwa menerima luka adalah bagian penting dari perjalanan menuju kebahagiaan sejati. Dengan dukungan ekosistem inovasi yang kuat di Universitas Indonesia, mereka percaya bahwa perpaduan antara ilmu pengetahuan dan ketulusan dapat membuka jalan bagi masa depan terapi yang lebih manusiawi, adaptif, dan berkelanjutan.