Air Mineral Dalam Kemasan (AMDK) telah menjadi kebutuhan penting bagi masyarakat modern yang menginginkan kemudahan dalam memperoleh air minum yang bersih dan aman. Produk AMDK diproduksi dengan standar ketat untuk menjaga kualitas air tetap tinggi. Namun, meskipun proses produksinya dilakukan secara higienis, kemasan AMDK masih memiliki potensi terpapar kontaminasi dari lingkungan luar selama penyimpanan dan distribusi. Kontaminasi tersebut dapat berupa partikel debu dan mikroba yang mampu masuk melalui seal tutup botol yang tidak bekerja optimal. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa partikel debu dan mikroba dari udara dapat menempel pada permukaan dan bertahan cukup lama, sehingga berpotensi membahayakan kesehatan konsumen jika tidak dihalangi secara efektif oleh kemasan.
Salah satu langkah penting untuk meningkatkan keamanan AMDK adalah penerapan seal pada tutup botol sebagai penghalang utama antara air dalam kemasan dan lingkungan eksternal. Efektivitas seal ini menjadi sangat penting untuk memastikan kebersihan dan keamanan produk, terlebih karena bagian ring pada tutup botol sering kali bersentuhan langsung dengan mulut ketika dikonsumsi. Bagian tersebut yang terpapar udara bebas memiliki potensi menjadi sumber cemaran yang dapat menimbulkan risiko kesehatan apabila paparan tersebut cukup masif. Oleh karena itu, memahami dan menguji efektivitas seal tutup botol dalam mencegah masuknya kontaminan menjadi langkah penting dalam peningkatan keamanan produk AMDK.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi seberapa efektif seal tutup botol yang digunakan dalam kemasan AMDK dapat mencegah kontaminasi debu dan mikroba. Sampel dibagi menjadi dua kategori, yakni sampel lingkungan dan sampel laboratorium. Sampel lingkungan memberikan gambaran kondisi nyata sebaran cemaran pada produk AMDK yang beredar di pasaran, sedangkan sampel laboratorium digunakan untuk mensimulasikan paparan debu dan mikroba dalam kondisi terkontrol. Melalui pendekatan ini, penelitian diharapkan menghasilkan data empiris yang dapat menjadi dasar pengembangan desain kemasan dan standar keamanan AMDK di masa depan.
Inovasi ini merupakan pengembangan metode terpadu untuk menguji dan memvalidasi efektivitas seal pada kemasan air minum dalam kemasan terhadap paparan debu dan mikroba. Pendekatan yang dilakukan menggabungkan analisis gravimetri, turbidimetri, dan Scanning Electron Microscopy (SEM) guna menilai kemampuan seal secara kualitatif dan kuantitatif dalam mencegah kontaminasi. Selain itu, dilakukan juga simulasi paparan debu dan cemaran bakteri pada skala laboratorium sebagai pendekatan komprehensif untuk menilai kinerja higienis seal. Hasil inovasi ini diharapkan menjadi dasar pengembangan standar baru desain kemasan AMDK yang lebih aman dan higienis.
Gambar: Implementasi hasil penelitian bekerjasama dengan PT Tirta Fresindo Jaya (Mayora Group) Le Minerale
Riset ini memiliki sejumlah keunggulan yang membedakannya dari penelitian sebelumnya di bidang keamanan pangan pascaproduksi. Pendekatan yang digunakan bersifat terpadu, menggabungkan metode gravimetri, turbidimetri, uji mikroba, dan Scanning Electron Microscopy (SEM) dalam satu kerangka analisis komprehensif untuk menilai efektivitas seal kemasan secara menyeluruh. Evaluasi dilakukan melalui uji di laboratorium dan lapangan dengan membandingkan sampel bersegel dan tanpa segel pada berbagai tingkat paparan lingkungan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa seal pada tutup botol air minum dalam kemasan (AMDK) mampu memberikan perlindungan signifikan terhadap berbagai bentuk kontaminasi. Pada kondisi paparan ekstrem, seal efektif mencegah masuknya debu pada ring hingga 80 persen, bakteri Aspergillus niger hingga 90 persen, jamur Staphylococcus aureus hingga 97 persen, serta mikroba campuran (bakteri dan kapang) pada tutup hingga 55 persen. Sementara itu, pada pengujian sampel lapangan, seal terbukti mampu mencegah kontaminasi debu, bakteri, dan jamur pada ring hingga 100 persen.
Temuan ini menegaskan bahwa seal tidak hanya berfungsi sebagai elemen estetika, tetapi juga sebagai komponen fungsional penting yang berperan dalam meningkatkan higienitas dan daya tahan produk AMDK. Selain memberikan manfaat langsung terhadap kualitas produk, riset ini juga memberikan nilai tambah bagi industri melalui kontribusinya terhadap pengembangan standar mutu dan keamanan kemasan air minum di Indonesia. Hasilnya dapat menjadi dasar perumusan pedoman baru mengenai desain kemasan AMDK yang lebih aman, higienis, dan tahan terhadap paparan kontaminasi lingkungan.
Dr. rer. nat. Agustino Zulys, S.Si., M.Sc., selaku peneliti utama, menyampaikan bahwa hasil riset ini memiliki dampak luas terhadap pengembangan sistem keamanan pangan nasional. “Inovasi ini diharapkan dapat menjadi model penerapan pengujian keamanan kemasan AMDK maupun produk pangan cair lainnya. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan mendorong terjalinnya sinergi antara industri dan institusi perguruan tinggi dalam mengembangkan riset kolaboratif yang menghasilkan inovasi baru bagi perlindungan konsumen, serta mendukung program ketahanan pangan nasional melalui peningkatan standar higienitas produk kemasan di Indonesia,” ujarnya.
Sementara itu, Chairul Hudaya, Ph.D., Direktur Inovasi dan Riset Berdampak Tinggi Universitas Indonesia, turut memberikan apresiasi terhadap penelitian ini. “Riset ini menunjukkan bagaimana inovasi sederhana seperti desain seal tutup botol dapat memberikan dampak besar terhadap keamanan pangan dan kesehatan publik. Kami di DIRBT UI mendorong lahirnya inovasi-inovasi berbasis riset seperti ini yang tidak hanya bernilai akademis, tetapi juga aplikatif dan bermanfaat langsung bagi masyarakat serta industri nasional,” ungkapnya.