Bekasi, 30 September 2025 — Hari ketiga pelaksanaan SEA Immersion and Leadership (SAIL) Programme 2025 diwarnai dengan kegiatan lapangan bertema pengelolaan sampah dan ekonomi sirkular. Para peserta dari Ngee Ann Polytechnic (Singapura) dan Universitas Indonesia (UI) mengunjungi Kertabumi Recycling Center, lembaga sosial yang berfokus pada edukasi, inovasi, dan pemberdayaan masyarakat di bidang pengelolaan sampah berkelanjutan.
Kegiatan dimulai sejak pagi dengan sarapan dan pengarahan peserta di hotel. Sekitar pukul 08.00 WIB, rombongan berangkat menuju lokasi Kertabumi Recycling Center untuk melaksanakan Field Research 2. Kunjungan ini bertujuan memberikan pemahaman langsung kepada peserta tentang sistem pengelolaan sampah berbasis komunitas serta tantangan yang dihadapi sektor daur ulang di perkotaan.
Sesampainya di lokasi, peserta diterima oleh tim Kertabumi yang memperkenalkan berbagai inisiatif lingkungan yang mereka jalankan. Kertabumi Recycling Center dikenal sebagai wirausaha sosial yang berfokus pada pengurangan sampah melalui bank sampah, pelatihan pemilahan sampah, serta produksi barang bernilai dari bahan daur ulang. Lembaga ini juga aktif mengedukasi masyarakat untuk menciptakan sistem pengelolaan limbah yang mandiri dan berkelanjutan.
Gambar 1: Mahasiswa Ngee Ann Polytechnic dan UI membuat penyimpanan Handphone dari Plastik
Dalam sesi tur fasilitas, peserta melihat langsung bagaimana proses pengumpulan, pemilahan, dan pengolahan sampah dilakukan dengan melibatkan masyarakat setempat. Mereka juga berdialog dengan tim Kertabumi tentang upaya mendorong perubahan perilaku masyarakat terhadap pengelolaan sampah serta tantangan dalam menjaga keberlanjutan kegiatan daur ulang di tingkat komunitas.
Salah satu peserta, Manoj Gopi dari Ngee Ann Polytechnic, mengungkapkan antusiasmenya terhadap pengalaman belajar di Kertabumi. “Hari ini saya banyak sekali belajar mengenai pengelolaan sampah menjadi sesuatu yang luar biasa seperti paving block dan lain sebagainya. Saya sangat kagum melihat bagaimana limbah bisa diubah menjadi produk yang berguna,” ujar Manoj.
Setelah sesi lapangan, peserta kembali ke Science Techno Park Universitas Indonesia (STP UI) untuk melanjutkan kegiatan Integrated Workshop yang difasilitasi oleh tim Ngee Ann Polytechnic. Lokakarya ini berfokus pada Problem Statement Discussion, yaitu merumuskan permasalahan inti berdasarkan hasil observasi lapangan di Kertabumi.
Gambar 2: Mahasiswa Ngee Ann Polytechnic dan UI merumuskan solusi terhadap permasalahan sampah berdasarkan hasil observasi di Kertabumi
Melalui sesi ini, peserta berdiskusi lintas tim dan budaya untuk mengidentifikasi akar persoalan pengelolaan sampah serta merancang ide awal solusi inovatif yang dapat diterapkan di masa depan. Kegiatan berlangsung secara interaktif, dengan peserta saling bertukar pandangan dan pengalaman untuk memperkaya pemahaman mereka tentang praktik keberlanjutan di Indonesia.
Menjelang sore, kegiatan diakhiri dengan sesi refleksi kelompok dan coffee break sebelum peserta kembali ke hotel. Hari ketiga ini menjadi momen penting bagi para peserta untuk melihat langsung praktik keberlanjutan di tingkat komunitas dan menghubungkannya dengan teori inovasi sosial yang mereka pelajari selama program berlangsung.
Melalui kegiatan ini, SAIL Programme 2025 menegaskan komitmennya dalam menumbuhkan generasi muda yang peka terhadap isu lingkungan dan mampu mengembangkan solusi berbasis inovasi serta kolaborasi lintas negara untuk membangun masa depan yang lebih berkelanjutan.