Depok, 22 April 2025 – Tim peneliti dari Universitas Indonesia (UI) yang dipimpin oleh Dr. Rambat Lupiyoadi, SE., ME., berhasil mengembangkan sebuah inovasi alat kesehatan bernama Safe Nasogastric Tube (SNGT). Inovasi ini hadir sebagai solusi atas permasalahan serius yang kerap terjadi di berbagai fasilitas layanan kesehatan, yakni kesalahan pemasangan selang nasogastrik (NGT) yang dapat menyebabkan komplikasi fatal seperti pneumothorax.
Nasogastric tube merupakan alat bantu medis yang umum digunakan untuk memberikan nutrisi atau obat langsung ke lambung pasien, terutama bagi pasien yang tidak mampu makan secara normal. Namun, proses pemasangannya yang melewati rongga hidung hingga lambung menyimpan risiko tinggi, terutama bila selang justru masuk ke saluran pernapasan. Data menunjukkan bahwa kesalahan pemasangan NGT masih terjadi pada 0,3 hingga 15 persen kasus di seluruh dunia.
Merespons hal tersebut, tim UI menciptakan SNGT yang dilengkapi dengan teknologi kantung udara indikator. Mekanismenya sederhana namun inovatif: kantung udara yang terintegrasi dalam selang akan mengembang dan mengempis secara dinamis jika selang masuk ke saluran pernapasan, memberikan peringatan visual secara langsung kepada tenaga medis. Hal ini memungkinkan deteksi dini dan pencegahan insersi yang salah, terutama pada pasien tidak sadar atau yang tidak memiliki refleks batuk.
“Kesalahan insersi NGT bisa berakibat fatal, apalagi jika pasien dalam kondisi tidak sadar atau tidak memiliki refleks batuk,” jelas Dr. Rambat Lupiyoadi, ketua tim peneliti dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI. “Dengan SNGT, kami menawarkan solusi yang lebih aman dan ekonomis, baik bagi tenaga medis maupun pasien.”, jelas Dr. Rambat, ketua tim peneliti dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI.
Pengembangan SNGT dilakukan dalam kerangka program pendanaan inovasi UI dan melibatkan kerja sama dengan PT Tetra Solusi Perdana, produsen alat kesehatan asal Surakarta. Kolaborasi ini bertujuan untuk mendukung hilirisasi produk melalui riset pasar dan studi kelayakan bisnis yang komprehensif.
Hasil analisis finansial menunjukkan potensi komersialisasi yang sangat menjanjikan. Dalam proyeksi lima tahun ke depan, SNGT diperkirakan memiliki nilai Net Present Value (NPV) sebesar Rp 28 miliar, Internal Rate of Return (IRR) mencapai 338 persen, dan waktu balik modal (payback period) kurang dari dua tahun.
Sebagai bagian dari riset pasar, tim juga melakukan wawancara dan diskusi kelompok terarah (FGD) dengan berbagai rumah sakit seperti Mayapada Royal Hospital, RS Sentosa, dan RSUD Provinsi Banten. Para tenaga medis menyambut positif kehadiran SNGT, menyebut fitur pendeteksi posisi selang sebagai terobosan yang belum pernah ada sebelumnya dan sangat dibutuhkan dalam praktik klinis sehari-hari.
Melalui inovasi ini, Direktorat Inovasi dan Science Techno Park (DIRBT) Universitas Indonesia menegaskan komitmennya dalam mendukung pengembangan teknologi kesehatan yang aplikatif dan berorientasi pada peningkatan keselamatan pasien.
Dengan langkah ini, UI tidak hanya menunjukkan kapabilitas akademik dalam riset, tetapi juga kontribusi nyata dalam menjawab tantangan di dunia medis, khususnya dalam menciptakan teknologi yang berdampak langsung bagi masyarakat luas.
Penulis: Rio